Jumat, 17 Juni 2011

Ruang Lingkup Kompetensi Sosial Guru

Kompetensi sosial guru mengandung arti sebagai sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurut Achmad Sanusi (1991), kompetensi sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.
Menurut D. T. Amijaya (1984), kompetensi sosial kemasyarakatan seorang guru, sudah barang tentu berkaitan dengan kompetensi profesionalnya.ia terwujud dalam bentuk partisipasi sosial seorang guru dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat di mana ia berada, baik secara formal maupun informal.
Jenis- jenis kompetensi sosial yang harus dimiliki Cece Wijaya (1994) adalah sebagai berikut:
1.      Terampil Berkomunikasi dengan Peserta Didik dan Orang Tua Peserta Didik
Keterampilan berkomunikasi dengan orang tua peserta didik, baik melalui bahasa lisan maupun tulis, sangat diperlukan oleh guru. Penggunaan bahasa tulisan dan lisan yang baik dan benar diperlukan agar orang tua pesrta didik dapat memahami bahan yang disampaikan oleh guru, dan lebih dari itu agar guru dapat menjadi teladan bagi siswa dan masyarakat dalam menggunakan bahasa secara baik dan benar. Dan sebagai ilustrasi pada waktu rapat dengan orang tua peserta didik, guru menyampaikan sambutan dengan tata bahasa yang baik dan tidak bertele-tele dalam menyampaikan program sekolah serta berusaha untuk menampung permasalahan yang dihadapi orang tua peserta didik, tentang perkembangan pendidikan anak-anaknya dengan penuh perhatian.

2.      Bersikap Simpatik
Mengingat peserta didik dan orang tuanya berasal dari latang belakang pendidikan sosial ekonomi keluarga yang berbeda , guru dituntut untuk mampu menghadapi secara individual dan ramah. Ia diharapkan dapat menghayati perasaan peserta didik dan orang tuanya yang dihadapi sehingga dapat berhubungan dengan mereka secara luwes. Mereka selalu siap memberikan bantuan kepada guru secara individual dengan kondisi sosial psikologi guru dan sesuai dengan latar belakang sosial ekonomi dan pendidikannya.
3.      Dapat Bekerja Sama dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah 
Guru harus dapat menampilkan dirinya sedemikian rupa, sehingga kehardirannya dapat diterima dimasyarakat. Dengan cara demikian, dia akan mampu bekerja sama dengan Dewan Pendidikan baik didalam maupun di luar kelas. Untuk itu guru perlu memahami kaidah-kaidah psikologis yang melandasi perilaku manusia, terutama yang berkaitan dengan hubungan antar manusia. Sebagai ilustrasi, guru yang ada di sekolah harus mengetahui karakteristik lingkungan sosial budaya masyarakat di tempat guru bekerja dan di tempat tinggalnya sehingga adaptasi yang dilakukan akan lebih diterima oleh masyarakat.
4.      Pandai Bergaul dengan Kawan Sekerja dan Mitra Pendidikan
Guru diharapkan dapat menjadi tempat mengadu oleh sesame kawan sekerja dan orang tua peserta didik, dapat diajak berbicara mengenai berbagai kesulitan yang dihadapi guru lain atau orang tua berkenaan dengan anaknya baik di bidang akademis atau sosial. Sebagai ilustrasi kehidupan di sekolah merupakan gambaran kehidupan ddi masyarakat yang penuh dinamika. Guru-guru harus mampu memiiki hubungan yang harmonis di antara mereka sendiri dan tidak segan untuk saling berbagi pengalaman sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dalam membina pendidikan di sekolah.
5.      Memahami Dunia Sekitarnya (lingkungannya)
Sekolah ada dan hidup dalam suatu masyarakat. Masyarakat yang ada disekitar sekolah selalu mempengaruhi pendidikan di sekolah, karena itu guru wajib mengenal dan menghayati dunia sekitar sekolah, minimal masyarakat kelurahan/desa dan kecamatan di mana sekolah dan guru berada. Dunia lingkunga sekolah mungkin dunia industry, dunia pertanian, dunia perkebunan, dunia perikanan,dan lain-lain tentunya dunia lingkungan di sekitar sekolah tersebut memiliki adat-istiadat, kepercayaan, tata cara, sikap, tingkah laku masyarakatnya yang berbeda. Guru menyebarkan dan turut merumuskan program-program pendidikan kepada dan dengan masyarakat sekitarnya sehingga sekolah tersebut berfungsi sebagai pusat pembinaan dan pengembangan kebudayaan di tempat itu. Sebagai ilustrasi dalam membina hubngan sekolah dengan masyarakat, seoarang guru tidak segan untuk menjadikan lembaga-lembaga yang ada di masyarakat dijadikan sebagai laboratorium untuk mendalami suatu mata pelajaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar